Sebagai salah satu kebudayaan Indonesia yang kaya akan nilai-nilai tradisionalnya, Bali memiliki banyak busana adat Bali pria yang khas. Busana tersebut dapat dilihat tengah dipakai oleh pegawai-pegawai ruang publik maupun private di Bali. Simak penjelasan selengkapnya.

Unsur-Unsur pada Busana Adat Bali Pria

Ciri-ciri pada busana adat Bali adalah warna yang terang dengan atasan putih bersih. Terutama untuk upacara adat atau keagamaan, warna putih akan dipakai oleh masyarakat Bali. Namun, jika sedang berduka, warna terang tidak dipakai.

Saat acara resmi seperti upacara adat atau keagamaan, busana yang dipakai lebih detail dengan ornamen yang khas. Berikut busana adat Bali untuk kegiatan resmi masyarakat Bali:

  • Udeng dipakai di kepala.
  • Baju safari untuk pakaian di badan.
  • Selendang diikat di perut.
  • Kamen untuk dipasang melingkar di pinggang.
  • Kampuh dipasang di pinggang dan digunakan setelah kamen.

Hal ini tercantum dalam Pergub Bali Nomor 79 tahun 2018 bahwa baju adat Bali merupakan wujud perlindungan budaya dengan ciri khasnya. Busana adat ini, mencerminkan sifat kedamaian, kesantunan, keteduhan, dan kebanggan penggunanya.

Makna dalam Unsur Baju Adat Khas Bali

Busana adat Bali khusus untuk pria ini ternyata memiliki beberapa makna yang jarang diketahui. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa makna yang ada dalam unsur baju ada khas bali:

1. Udeng atau Destar

Busana adat bali Pria biasanya dilengkapi dengan penutup kepala bernama udeng. Terbuat dari kain yang dijahit dengan bentuk simpul yang muncul di bagian tengah. Udeng ini memiliki dua macam, polos dan berwarna.

Ragam corak dan bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan. Ada yang berwarna putih, hitam, bercorak batik, dll. Makna dari udeng adalah pusat pikiran atau ngiket manah. Pikiran sebagai pusat panca indera menjadi penggerak hal-hal baik yang dilakukan.

Udeng dengan warna polos dipakai para pria saat mengikuti upacara keagamaan. Saat masuk pura, warna putih dipilih untuk menunjukkan kejernihan dan kedamaian pikiran. Sementara udeng dengan warna bermotif biasa digunakan kegiatan sehari-hari.

Ada 3 jenis udeng yang dipakai pada busana adat. Yaitu udeng jejateran, udeng beblatukan, dan udeng dara kepak.

2. Baju Safari

Busana yang mirip kemeja ini merupakan baju adat Bali yang dipakai oleh pria. Baju safari memiliki dua saku pada bagian bawah kanan dan kiri. Bukan hanya itu, saku juga tersedia di bagian atas kiri. Dilengkapi dengan kerah dan kancing besar.

Makna dari baju safari adalah sebagai lambang kesucian dan kebersihan, maka pada umumnya baju ini berwarna polos tanpa motif. Di Bali sendiri, baju ini lebih banyak bernuansa putih.

Unsur busana baju safari adalah bagian dari Manusia Angga. Maknanya yaitu busana yang dipakai dari leher hingga ke pinggang.

3. Selendang atau Senteng

Selembar kain yang diikat di perut ini merupakan senteng atau selendang Bali. Panjangnya sekitar 1 hingga 2 meter dengan lebar 10 cm. Selendang ini digunakan masyarakat Bali saat mengikuti upacara keagamaan, kremasi, dan hari-hari raya yang ada di Bali.

Makna dari senteng ini adalah simbol pembenaran. Sebagaimana orangtua yang mengajarkan anak-anaknya mengenai perilaku baik dan menjunjung dharma. Senteng juga merupakan simbol untuk mengikat niat buruk manusia. Selan itu juga sebagai pemisah badan atas yang lebih suci, dengan badan bawah.

4. Kamen atau Wastra

Kain tradisional Bali yang melengkapi pakaian adat Bali ini bernama Kamen. Kain yang dilipat di pinggang seperti sarung ini bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Meski begitu, cara pemakaian kamen untuk pria dan wanita berbeda.

Saat dipakai pada pria, kamen diikat mulai di bagian pinggang kiri melingkar ke kanan. Setelah itu, kain dilipat sedikit di bagian depan sampai membentuk simpul tertentu. Sementara pada wanita, pemakaiannya cukup sederhana tanpa harus di simpul dan citahan dengan sabuk prada.

5. Saput atau Kampuh

Busana adat Bali pria lainnya adalah saput atau kampuh. Pada dasarnya kampuh adalah kain batik dengan motif Bali atau kain tenun endek. 

Kain ini digunakan di bagian bawah badan, yaitu melingkar berlawanan arah jarum jam dari pinggang hingga lutut atau mata kaki. Makna dari pemakaian kampuh ini adalah menghadang musuh yang menyerang dari luar.

Cara Memakai Baju Adat Bali Pria

Ada etika dalam memakai baju adat Bali Pria yang sudah ditentukan dalam Pergub Bali nomor 79 tahun 2018. Untuk pria, setidaknya harus menggunakan udeng, baju atas, selendang, kampuh, dan juga kamen.

Penggunaan busana adat Bali ini juga sesuai dengan nilai kesantunan, kepatutan, dan kesopanan yang ada di masyarakat Bali. Aturan ini memang hanya ditetapkan bagi masyarakat Bali. Namun jika pengunjung ingin memakai pakaian adat, maka sangat diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang ada.

Demikian busana adat Bali pria dengan maknanya yang sangat dalam. Pemakaian baju adat dalam kegiatan sehari-hari membuat Bali menjadi wilayah modern yang erat dengan nilai tradisional. Hal tersebut juga memuat banyak makna kejernihan dan kedamaian bagi masyarakat Bali.