Tari Bajidor Kahot dari daerah Karawang Jawa Barat yang memadukan langkah tilu dan tari Jaipongan menjadi dasar geraknya. Bedanya, tari bajidor kahot ini tidak mengoptimalkan gerakan bahu misal pada Jaipongan dan tepuk tangan.

Kesenian tidak dapat dipisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Berbagai seni dapat ditemukan di semua pelosok Indonesia. Salah satunya ialah Tari Bajidor Kahot.

Kemungkinan lain, sebutan bajidor berasal dari kata jidor, yang mengacu sama alat musik yang terbuat dari kayu dan dikuliti (sejenis gendang). Karena pertunjukannya menggunakan kulit sebagai musik gendang. 

Namun sebutan bajidor sebenarnya digunakan kepada laki-laki yang menyukai bajidor, Yaitu mereka yang aktif melakukan bajidoran. Alangkah baiknya pelajari lebih rinci mengenai apa itu tari bajidor kahot di bawah ini. 

Gerakan Tari Bajidor Kahot

Tari Bajidor Kahot memadukan langkah tilu dan jaipong sebagai gerakan dasarnya. Selama tarian Baidor Kahot, bahu, lengan, pinggul, kepala, dan tangan bergerak secara dinamis.

Langkah juga menjadi bagian dari tarian Bajidor Kahot. Terdengar mudah, namun sebenarnya menari tarian ini membutuhkan banyak latihan.

Selain perpaduan kedua tarian tersebut, tari Bajidor Kahot juga melibatkan perpaduan dua gamelan, yaitu gendang pasundan dan gamelan Bali. Gamelan Bali sangat orisinil ketika dimainkan di awal tarian ini.

Selendang juga merupakan bagian dari aksesoris yang digunakan pada para penari Bajidor Kahot. Tarian ini juga merupakan tarian kreatif yang lahir sekitar tahun 2000.

Langkah tarian ini dinamis, energik, menggoda dan anggun. Salah satu yang membuat tarian ini menarik adalah gerakan kipas saat berputar, membuka dan menutup.

Kipas bergerak dengan kuat untuk menghasilkan suara yang khas. Apalagi jika penari melakukannya dengan jarak dekat, maka akan tercipta suara yang serempak dan bagus.

Karakteristik Tari Bajidor Kahot 

Tari Bajidor Kahot ini menjadi tarian yang energik, dinamis, seksi dan juga bagus. Tari Baidor Kahot ini rata-rata dibawakan oleh 4 -8  penari.  

Tarian ini memaksimalkan gerakan, kepala, pinggul, bahu, lengan, dan tangan. Ciri-ciri tari bajidor kahot adalah: 

  • Kostum Kebaya Khas Pasundan. Penari Bajidor Kahot mengenakan kebaya tradisional Pasundan. Dengan kebaya yang mengikuti bentuk tubuhnya, para penari bajidor kahot ini tampil lebih menawan.  
  • Mengenakan Kipas. Aksesoris seperti handuk dan kipas menjadikan tarian Bajidor Kahot membuat sangat indah. Dan gerakan tarian menjadi semakin menarik.  
  • Diiringi Musik Sunda. Dalam setiap pementasannya, tarian ini selalu diiringi  oleh gendang khas negeri Pasundan. Musik gamelan Bali turut memperindah musik yang mengiringi tarian ini.
  • Dikelola oleh 4-8 orang. Seperti halnya jaipongan, tari bajidor kahot juga dilakukan oleh para remaja. Para penari biasanya terdiri dari empat sampai delapan orang.
  • Kenakan Pakaian Cerah. Busana penari Bajidor Kahot dengan warna cerah. Langkah tarian ini terlihat dinamis, energik, seksi serta cantik. Para penari kerap bertukar tempat, membuat barisan yang menarik.

Asal-Usul Tari Bajidor Kahot

Pada tahun 1980-an Tarian Bajidor Kahot ini berdiri di daerah Jawa Barat. Dan Diramaikan oleh tarian baru oleh nuansa dan juga warna gerak dari tarian Ronggeng Jaipong karya Gugum Gumbira.

Sebelum tahun 1950-an, tarian ini dibawakan oleh banyak perempuan di daerah Jawa Barat. Menjadi tarian hiburan bagaikan dongbret, doger kontrak, belentuk ngapung, ketuk tilu, ronggeng di daerah tayuban.

Secara struktural tarian ini dipandang memiliki sugesti negatif pada masyarakat. Sehingga perempuan yang tampil dalam pertunjukan tarian ini di mana-mana menyebabkan pro dan kontra, dan sama masyarakat dianggap kelakuan yang negatif.

Setelah tahun 1950-an, salah satu bangsawan dari banten memperjuangkan yaitu T.B. Oemay Martakusuma. Dan pada akhirnya para perempuan bisa tampil di depan publik dengan menarikan tarian kreasi yaitu Tjetje Somantri yang berasal dari Jawa klasik.  

Perkembangan untuk berikutnya pada awal tahun 1990-an di daerah pantai utara yaitu Jawa Barat, meliputi Bekasi Karawang, Subang, Purwakarta, serta Indramayu. 

Jaipongan pun digunakan dengan nama salah satu seni pertontonan hiburan ala ronggeng kuno. yakni kliningan bajidoran.

Nama ini disebabkan dalam pertunjukannya dan banyak didapatkan oleh bagian gerak Jaipongan. Baik gerak tari maupun bentuk sebuah tabuhan kendang sebagai daya tarik. 

Dari segi istilah, bajidoran ini dikenal dengan istilah Kliningan-Bajidoran. Yang Menyatakan pada bentuk kesenian di dalamnya banyak didapat dengan unsur yang disebut bajidor.

Bajidor ini didalam masyarakat Karawang memiliki rekomendasi yang negatif, yang merupakan akronim dari rowan jiwa doraka, yang memiliki arti barisan orang durhaka. Sebab menurut pandangan masyarakat umum, bajidor mempunyai perilaku yang tidak baik.  

Selain itu, bajidor pun  mempunyai singkatan dari abah haji ngador. Yang memiliki arti bapak haji yang suka mengembara. 

Kenapa di artikan dengan demikian?, sebab pada umumnya bajidor ini menyandang gelar haji. Itulah beberapa penjelasan tentang tari bajidor kahot yang bisa saya sampaikan.