Bagi yang pernah menyaksikan Si Doel, tentu pernah melihat beberapa karakteristiknya, seperti pakaian adat Betawi yang dikenakan pemain. Serial televisi yang terkenal hingga dijadikan film ini berkisah tentang orang-orang dari suku Betawi.

Kekayaan budayanya menjadikan Betawi cukup familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Selain bahasa yang terdengar unik di telinga, pakaian adatnya pun sangat khas dan menarik secara estetika. Namun, ternyata pakaian adatnya terbagi ke beberapa jenis. Seperti apa?

Sekilas Tentang Betawi

Sebelum memasuki pembahasan mengenai apa saja jenis dari pakaian adat Betawi, mari terlebih dahulu mengenal tentang suku Betawi. Orang-orang keturunan penduduk kota Batavia (saat ini Jakarta) disebut dengan suku Betawi.

Bila menilik secara biologis, Betawi merupakan perpaduan beberapa etnis, sebab warga Batavia sendiri terdiri dari beragam etnis. Kemudian orang-orang dari etnis yang berlainan tersebut menikah lalu melahirkan keturunan.

Perpaduan etnis yang cukup banyak dijumpai di suku Betawi antara lain Jawa, Melayu, Bugis, Sunda, Tionghoa, Belanda, dan banyak lainnya. Secara umum, banyak aspek di suku Betawi yang terinspirasi oleh kebudayaan Islam, Tionghoa, serta Melayu.

Didominasi corak Islam dan Melayu, suku Betawi kemudian mengadaptasi tradisi, kesenian, kuliner, hingga budayanya. Saat ini, suku Betawi jumlahnya tidak sebanyak dulu. Sebab, banyak penduduk dari berbagai wilayah mendatangi Jakarta.

Jenis-jenis Pakaian Adat Betawi

Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai suku Betawi, dijelaskan bahwa kini masyarakatnya mulai jarang ditemukan. Kendati demikian, suku Betawi sangat ikonik sebagai bagian dari Jakarta sejak masa lampau.

Terbukti dari banyaknya festival meriah yang dirayakan di Jakarta masih menyertakan unsur Betawi yang kental. Salah satu aspek yang paling dikenal adalah pakaian adatnya. Seperti apa jenis pakaian adat khas Betawi serta fungsinya?

1. Kebaya Encim

Pakaian yang cukup sering ditampilkan sebagai penggambaran suku Betawi adalah Kebaya Encim yang digunakan oleh wanita. Penggunaannya tidak terbatas remaja, namun juga perempuan dewasa hingga setengah baya. Tampilannya yang sederhana namun anggun membuatnya sangat disukai.

Ikon Betawi ini usianya sudah melampaui 500 tahun, di masa lalu dikenakan wanita berdarah Tionghoa yang tinggal di Batavia. Inilah asal nama “encim” yang merupakan bahasa Hokkien, bermakna “bibi”.

Kebaya yang sering digunakan pada acara-acara penting Jakarta ini identik dengan sulaman motif bunga. Biasanya di bagian pinggir, bawah, serta pergelangan tangan. Meski dulunya banyak digunakan kalangan atas, kini Kebaya Encim bisa dikenakan siapa saja.

Model bordirannya semakin beragam, salah satu yang banyak digunakan adalah kerancang. Pembuatan kerancang bahkan sudah dibantu teknologi inovatif. Kendati demikian, kerancang buatan tangan masih lebih disukai karena lebih halus nyaris sempurna.

2. Baju Sadaria

Pakaian adat Betawi berikutnya adalah Baju Sadaria, yang umum digunakan laki-laki Betawi yang kerap kali dipasangkan bersama Kebaya Encim. Ini merupakan pakaian yang kerap kali digunakan dalam festival Abang None serta Pekan Raya Jakarta.

Tampilannya sederhana, namun menghadirkan kesan bersahaja yang mudah diingat. Baju Sadaria sendiri termasuk baju taqwa (baju Koko) dengan kerah tertutup. Disebut juga kerah Shanghai, karena terinspirasi dari budaya China dimana banyak laki-laki memakai baju Koko (kakak laki-laki).

Biasanya Baju Sadaria dilengkapi bordiran di tengah kerah atau kanan dan kirinya. Bahannya seperti sutra dan katun. Sementara itu celananya berwarna gelap, bisa juga panjang komprang bermotif batik.

Untuk alas kakinya adalah pantofel atau sandal terompah menyesuaikan celananya. Ditambah dengan peci yang khas untuk penutup kepalanya. Lalu dilengkapi kain sarung, digantungkan di daerah leher.

3. Pangsi Betawi

Pakaian adat Betawi ini kerap kali digunakan jawara Betawi, yakni pendekar. Terdiri dari satu stel Baju Tikim beserta Celana Pangsi. Menurut sejarah, pakaian ini terinspirasi dari orang-orang Tionghoa yang pernah bertempat di Batavia.

Bentuk leher Baju Pangsi berbentuk leher bulat menyerupai huruf O (O-neck). Pria Betawi memakai kaos berwarna putih polos untuk lapisan dalamnya. Sementara itu bagian luarnya berupa kemeja panjang berwarna coklat tua atau hitam.

Bawahannya adalah celana panjang longgar yang sepintas nampak kebesaran, disesuaikan dengan warna bajunya. Ditambah ikat pinggang, kain sarung di leher serta peci. Pakaian ini sakral, tidak dapat digunakan sembarangan karena makna kuat yang melekat padanya.

4. Pakaian Pengantin

Pakaian adat Betawi ini diperuntukkan bagi pasangan menikah. Nuansanya merupakan perpaduan dari budaya China, Arab, hingga Eropa sehingga modelnya terbilang unik. Pengantin pria mengenakan Care Haji.

Sementara itu pengantin wanita mengenakan Care None Pengantin Cine. Karena ada banyak kebudayaan yang berpengaruh, pengantin dapat menyesuaikan modelnya sesuai selera. Jadi, tidak semua atributnya dikenakan. Tergantung dengan kesesuaian gaya masing-masing dengan tetap mengandung unsur Betawi.

5. Bangsawan Ujung Serong

Selanjutnya ada pakaian yang sering dikenakan bangsawan serta demang dari Betawi. Pakaian ini dinamakan Ujung Serong, umumnya dikenakan oleh laki-laki. Biasanya yang mengenakan baju Ujung Serong adalah ASN atau PNS.

Bisa juga digunakan untuk acara resmi. Misalnya pernikahan atau hari besar. Lapisan dalamnya adalah kemeja putih, bagian luarnya jas gelap atau hitam.

Bawahannya berupa celana pantalon yang warnanya senada dengan jas, ikat pinggang dan sepatunya pantofel. Ditambah dengan peci untuk meningkatkan wibawa.

Itulah informasi tentang pakaian adat Betawi yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Keunikan budaya in berperan dalam meningkatkan peran suku Betawi sebagai bagian yang tak lekang oleh waktu dari Jakarta.