Di setiap daerah tentu memiliki tradisi unik yang hingga kini masih dilestarikan, tidak terkecuali suku Toraja. Tidak hanya memiliki destinasi wisata yang indah, namun juga terdapat beragam adat istiadat suku Toraja yang mendunia.

Tradisi tersebut masih terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya sehingga menjadi kekayaan tersendiri bagi masyarakat setempat. Untuk mengetahui informasi lengkapnya, simak tradisi Toraja yang masih lestari hingga saat ini:

1. Rambu Solo’

Salah satu adat istiadat suku Toraja ini merupakan tradisi pemakaman yang digelar untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Tradisi tersebut dilakukan dengan melalui berbagai rangkaian doa dan ritual.  

Ritual yang biasa dilakukan berupa adu kerbau, pertunjukan seni, dan masih banyak lagi. Perlu diketahui bahwa tradisi ini biasanya berlangsung hingga beberapa hari. Lamanya waktu berlangsung tergantung pada status sosial pihak keluarga penyelenggara.

Banyaknya ritual adat yang ditampilkan dan kemeriahannya tentu menjadi daya tarik yang menakjubkan bagi setiap wisatawan. Tidak heran, jika tradisi ini masih tetap lestari hingga saat ini.

2. Tinggoro Tedong

Adat istiadat suku Toraja ini merupakan rangkaian yang dilakukan dalam upacara kematian. Di dalamnya, masyarakat bisa menyaksikan prosesi penyembelihan kerbau yang sangat unik dan menarik tentunya.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kerbau merupakan hewan tunggangan yang mengantarkan arwah menuju alam akhirat. Dengan keunikan tersebut, tradisi ini mampu menarik minat wisatawan meskipun tergolong sadis.

3. Silaga Tedong

Ini merupakan tradisi yang memperlihatkan adanya adu kerbau. Tradisi ini menjadi satu diantara serangkaian acara yang dilakukan pada prosesi pemakaman atau Rambu Solo’.  

Adanya tradisi ini sebenarnya memiliki tujuan yaitu menghibur pihak keluarga yang bersedih. Tidak hanya itu, namun juga sebagai pertunjukan bagi pelayat yang datang. Untuk lokasinya sendiri biasanya dilakukan di lapangan maupun areal sawah berlumpur.

Perlu diketahui bahwa kerbau yang diadu merupakan kerbau yang tidak sembarangan. Biasanya hanya kerbau dengan memiliki harga jual yang tinggi, dan jenis tertentu saja yang bisa ikut bermain pada tradisi yang satu ini.

Jenis kerbau yang diadu berasal dari jenis tedong pudu. Kerbau jenis ini memiliki kulit dan tubuh yang berwarna hitam tanpa corak. Sebelum proses penyembelihan, kerbau-kerbau tersebut akan diarak mengelilingi desa terlebih dahulu.

4. Sisemba’

Adat istiadat suku Toraja ini merupakan permainan adu kaki. Permainan ini dilakukan oleh berbagai usia dari anak-anak hingga dewasa. Biasanya tradisi ini akan dilakukan, ketika perayaan panen dan lokasinya di lapangan atau tempat terbuka lainnya.  

Dalam permainan ini terdapat 2 kubu dari desa yang bersebelahan. Setiap kubu terdiri dari 2 orang yang saling berpegangan dan terdapat wasit di tengah-tengahnya.

Wasit tersebut bertugas untuk menegur maupun menghentikan permainan apabila terdapat pemain yang cedera dan curang. Namun meskipun terlihat kasar dan brutal, sangat jarang ditemukan peserta acara yang mengalami cedera parah.

5. Mangrara Banua

Adat istiadat suku Toraja ini adalah perayaan yang dilakukan karena berhasil menyelesaikan tongkonan. Tongkonan sendiri merupakan rumah adat Toraja dengan arsitekturnya yang khas, yaitu melalui struktur bawah, tengah, dan atas.

Tradisi ini biasanya dilakukan selama beberapa hari dengan melibatkan hewan tertentu sebagai pengorbanan. Keberadaan adat istiadat ini, menjadi keunikan dan daya tarik untuk wisatawan yang berkunjung ke Toraja.

6. Ma’bugi

Yaitu ritual tolak bala yang menjadi tradisi bagi masyarakat Toraja. Pada tradisi ini, masyarakat akan keluar rumah dengan menyanyikan lagu ritual. Selain itu, masyarakat juga akan memasang umbul-umbul yang terbuat dari daun ijuk muda.

Uniknya, terdapat beberapa tanaman dengan hiasan merah dan kuning yang dipasang di sepanjang jalan. Ini merupakan simbol permohonan perlindungan terhadap segala musibah kepada para leluhur. Hingga kini, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.

7. Ma’Nene’

Adat istiadat suku Toraja yang satu ini merupakan tradisi merias jasa keluarga yang sudah lama dikuburkan dan mengganti pakaiannya. Tradisi ini biasanya dilakukan setiap 3 tahun sekali setelah setelah panen besar.

Proses ini dimulai dengan mengeluarkan jasadnya terlebih dahulu dari peti. Kemudian, jasad akan dibersihkan oleh cucu dan anaknya. Selama proses tersebut, pihak laki-laki akan menyanyikan lagu sedih sambil membentuk lingkaran.

Adanya tradisi ini bertujuan untuk menghibur keluarga yang sedang bersedih. Dikarenakan biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit, maka biasanya tradisi dilaksanakan oleh pihak penyelenggara dari kalangan bangsawan.

Masyarakat biasa sangat jarang melakukan tradisi ini karena biaya yang dibutuhkan cukup besar. Tentu saja mengingat ini merupakan acara besar sehingga biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.

Itulah beberapa adat istiadat suku Toraja yang mendunia dan masih dilestarikan hingga saat ini. Selain sebagai tradisi dan kebudayaan yang menjadi kekayaan suku Toraja, juga mampu menjadi keunikan dan daya tarik bagi setiap wisatawan.